the most beautiful things in life are not things; they are people and places, memories and pictures. they are feelings and moments, smiles and laughter

Friday, 19 October 2018

Interpretasi Personal Album "Mantra Mantra"

Halo!

Nggak kerasa sekarang udah semester 7, semester (insyaAllah) terakhir di kampus. Layaknya semester-semester akhir pada kampus-kampus biasanya, gw pun juga lagi mengerjakan skripsi gw. Topiknya tentang earnings management, dan gw bersyukur dapet dosen pembimbing yang baik dan nggak terlalu susah untuk diajak bimbingan. Beliau juga memberi gw jawaban atas semua kebingungan-kebingungan gw, and I'm beyond thankful for that. Doain ya semoga lancar! :")

Walaupun (alhamdulillah) sejauh ini kegiatan perskripsian gw lancar-lancar aja, tapi harus diakui memang ada masanya dimana mental, hati, dan pikiran gw diuji. Entah kenapa kayak tiba-tiba ada panic attack aja gitu tiap mulai buka file "BAB 1" / "BAB 2". Ada pressure yang implisit, dan gw bingung sebenernya rasa itu datangnya dari mana, tapi gw tau perasaan tertekan itu memang ada.

Nah, biasanya kalo gw lagi ngerasa anxiety dan insecure kayak gini, gw dengerin lagu-lagu self-healing yang bisa bikin gw tenang. Entah karena liriknya, atau karena musiknya, atau bisa juga perpaduan dari dua-duanya. Beberapa lagu yang selama ini jadi andalan gw kalo lagi banyak pikiran itu biasanya lagu-nya Coldplay (terutama Fix You dan O), Sementara-nya Float, Sampai Jadi Debu-nya Banda Neira, Accross the Universe dan In My Life-nya The Beatles—dan kali ini, Kunto Aji dengan album Mantra Mantra-nya berhasil "menyihir" gw.

Kalo ada kata yang melebihi magis, this must be it. Lagu-lagu di album ini powerful, maknanya kuat, liriknya apik, dan musiknya di digubah dengan ciamik. Gw beruntung banget karena salah satu temen deket gw memperdengarkan album ini ketika kita di jalan pulang, dia bilang albumnya enak didengerin kalo lagi banyak pikiran dan bingung mau ngapain atau bingung mau cerita ke siapa.
Kalo mau denger full albumnya, ada di Youtube. Kunto Aji bikin playlist judulnya "Mantra-Mantra".

Sekarang, mumpung hari masih pagi dan gw udah sarapan, sekaligus gw masih mengumpulkan niat untuk ngerjain skripsi, jadi tiba-tiba terlintas di pikiran untuk nulis interpretasi lagu-lagu di album barunya Kunto Aji. FYI, ini nggak semua lagunya ya, cuma lagu-lagu yang bener-bener meninggalkan kesan buat gw.

1. Sulung
Lagu ini ajaib. 1 menit 54 detik yang paling cepet bikin air mata tumpah dan hati rasanya langsung seketika tenang. Selalu merinding kalo denger lagu ini. Liriknya sederhana, cuma: "Cukupkanlah.. ikatanmu. Relakanlah yang tlah seharusnya untukmu" dan diulang2 terus sampai di akhir lagu baru ada, "Yang sebaiknya kau jaga.. adalah dirimu sendiri".

Berhubung gw anak sulung, jadi lagu ini mengandung makna yang cukup dalem sih buat gw. Sulung ini kayak seolah-olah meminta anak-anak pertama, anak-anak Sulung, untuk ikhlas menerima kenyataan kalau kita-kita ini anak pertama, yang memang harus jadi tulang punggung keluarga (kelak) dan harus rela memikul tanggung jawab yang besar. Lirik yang cuma 2 bait itu cukup untuk menyampaikan pesan kalau sebagai anak sulung, kita harus bisa jadi contoh yang baik untuk adik-adik, harus jadi anak yang sukses supaya bisa bantu orang tua kita nanti, dan harus ikhlas mengalah sama adik.

Tapi, di sini Kunto cukup adil. Di akhir lagu dia mengingatkan para anak-anak sulung kalau kita nggak melulu harus menjaga, menghalah, dan mendahulukan adik kita, ada kalanya kita tetep harus mementingkan kesenangan diri (tanpa merugikan adik, tentunya).

2. Saudade
Judul "Saudade"-nya ini sendiri menurut gw udah tergolong magis. Soalnya, Saudade itu nggak ada terjemahannya bahkan dalam bahasa Inggris. Kalo menurut Wikipedia, ini definisinya:

"Saudade is a deep emotional state of nostalgic or profound melancholic longing for an absent something or someone that one loves. Moreover, it often carries a repressed knowledge that the object of longing might never return.
Saudade was once described as "the love that remains" after someone is gone. Saudade is the recollection of feelings, experiences, places, or events that once brought excitement, pleasure, well-being, which now triggers the senses and makes one live again.
It can be described as an emptiness, like someone (e.g., one's children, parents, sibling, grandparents, friends, pets) or something (e.g., places, things one used to do in childhood, or other activities performed in the past) that should be there in a particular moment is missing, and the individual feels this absence. It brings sad and happy feelings altogether, sadness for missing and happiness for having experienced the feeling."

Lagunya melankolis, tapi asik banget! Wajar sih soalnya musiknya diproduksi sama Bam Mastro. Nah, makna yang gw tangkap, Saudade ini lebih kayak lagu dari orang tua untuk anak. Di bagian ini, terdengar seperti wejangan untuk anaknya, "Jadi besar dan bestari, serap serap yang baik untukmu.. apapun yang terjadi."

Dan keseluruhan lagu ini menurut gw menggambarkan harapan-harapan dan doa dari orang tua bagi anaknya (apalagi pas bagian "Perjalanan, takdir dan kenangan.. berselimut doa, hangatnya akan terjaga..") agar kelak tumbuh besar menjadi orang yang bermanfaat, dan sebagai orang tua, mereka menjanjikan untuk selalu ada bagi anak-anak mereka, dan akan selalu menyambut ketika anak-anak mereka lelah dengan dunia dan ingin pulang; "Disana berdirilah engkau, dengan senyuman dan keping harapan.. Di belakang, tempatmu bersandar.. tanganku terbuka kapan pun kau ingat pulang.."

3. Rehat
Magis dan mewah. Itu sih 2 kata yang paling pas untuk menggambarkan lagu ini. National anthem bagi jiwa-jiwa yang gelisah, jiwa-jiwa yang ragu dan bingung, jiwa-jiwa yang merasa bersalah, jiwa-jiwa yang nggak ikhlas akan suatu kejadian. Lagu ini, persis seperti judulnya, emang bikin pikiran "Rehat" dari hal-hal yang mengganggu; "Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu.. Jangan berhenti, yang kau takutkan takkan terjadi.. Kita coba lagi, untuk lain hari.. Yang ditunggu, yang diharap, biarkanlah semesta bekerja.. untukmu."

Lagu ini berdurasi 5 menit 54 detik, tapi dari menit ke 3.11 sampe terakhir, diisi oleh instrumen. Cantik dan magical. Jenis lagu yang menyihir pendengarnya untuk healing dan bangkit. Mengingatkan gw sama lagu-lagu klasik, dan kalo dibikin film, instrumen ini cocok jadi latar belakang suara ketika malam hari, pemerannya lagi menelusuri pinggir laut atau sungai sambil narik nafas dan teriak sekencang-kencangnya, lalu terduduk dan nangis tersedu-sedu. Bukan, bukan meratapi nasib, tapi jenis tangisan yang keluar karena merasa lega sudah bisa melampiaskan emosi dan bebannya ke luar dari tubuhnya.

Musiknya sendiri diproduksi sama Petra Sihombing, dan terkait dengan instrumen ini, gw pernah baca di Instagramnya Petra kalo Kunto sendiri yang minta untuk ada "momen kontemplasi intsrumental yang agak lama" dan terinspirasi dari Solfeggio Frequencies. Jadi, emang ini idenya datang dari Kunto, dan Petra berhasil menerjemahkan keinginan Kunto dengan sangat, sangat apik. Menurut Petra, ini juga pertama kalinya dia bikin komposisi instrumental selama itu dalam lagu.

Tambahan kata yang pas untuk menggambarkan Rehat; gila!

4. Jakarta Jakarta
Satu lagi lagu di album ini yang diproduksi Petra Sihombing, musiknya asik parah! Cocok didengerin pas lagi macet-macetan di jalan pulang menuju rumah. Dan lagu ini ada "jumpscare"-nya di menit ke 1.04 yang bikin gw kaget karena transisinya drastis banget hahaha.

Pada intinya, lagu ini menggambarkan perasaan semua warga Jakarta sih. Sebenernya capek sama kondisi ibukota ini; hingar bingar, berisik, macet, gaduh, dan bikin capek, tapi di satu sisi, kota ini juga yang membentuk gw jadi diri gw yang kuat dan tegar kayak sekarang. Jadi, semacam bittersweet love sih ya.

Makna lain dari Jakarta Jakarta ini menurut gw, adalah supaya kita menolak semangat kita dipadamkan dan dikalahkan oleh apapun; apalagi cuman karena ibukota yang terkenal kejam ini! Toh, karena "kekejaman" ibukota juga yang bikin kita bisa jadi pribadi yang lebih tangguh.

"Jakarta, Jakarta dan kenangannya.. berpacu memburu impianku.. Sekeras-kerasnya.. benturkan.. bentuklah dirimu."

5. Bungsu

Nggak, ini bukan lagu Sulung yang salah judul jadi Bungsu. Itu juga yang pertama kali gw rasain ketika denger lagu ini; "Hah?? Salah nggak sih ini judulnya Bungsu tapi lirik dan nadanya sama?!" hahaha ternyata gw kurang teliti. Lagu ini durasinya lebih lama, 2 menit 10 detik dan kalau didengarkan baik-baik, ternyata liriknya beda.

"Cukupkanlah ikatanmu.. relakanlah yang tak seharusnya untukmu..

Sebelum kau menjaga.. merawat.. melindungi segala yang berarti..
Yang sebaiknya kau jaga, adalah dirimu sendiri.."

Kalau di Bungsu ini, menurut gw, anak-anak terakhir yang cenderung lekat dengan stereotype 'manja' dan 'apa-apa harus diturutin' diingatkan untuk "relakanlah yang tak seharusnya untukmu", maksudnya adalah supaya mereka ini nggak egois. Walaupun anak bungsu, tapi nggak boleh juga minta semua hal yang kakaknya punya. Ini lagu kayak teguran sih ya bagi anak bungsu, karena cara Kunto menyanyikan lagu ini juga seolah-olah "tegas" dibanding yang Sulung (kalau Sulung, lebih terdengar seperti menenangkan).

Premisnya sederhana, tapi maknanya itu loh!

6. Pilu Membiru
Buat yang pernah kehilangan dan berpisahnya secara tiba-tiba, lagu ini kental menggambarkan perasaan yang belum hilang. Perasaan yang masih tertinggal. Walaupun tentunya banyak orang yang menginterpretasikan lagu ini sebagai lagu romansa untuk mantan pacar atau seseorang dari masa lalu, tapi secara personal gw merasa lagu ini pas banget menggambarkan perasaan gw setelah ditinggal mbah gw. Nggak pernah nggak banjir kalo denger lagu ini. Mas Kun, terima kasih banyak karena sudah menciptakan lagu semagis ini.

Di bagian; "Akhirnya kulihat lagi sederhana tanpa banyak cela, wangimu.. berlalu. Akhirnya kulihat lagi jemarimu yang bergerak bebas, seiring.. tawamu." ini gw anggap, gw bertemu sama mbah gw lagi walaupun hanya di mimpi. Dan gw sadar kalau posisi beliau itu nggak akan tergantikan oleh siapapun, "Tak ada yang seindah matamu, hanya rembulan.. Tak ada yang selembut sikapmu, hanya lautan.. Tak tergantikan, walau kita tak lagi saling menyapa.."

Dan, ada bagian yang bikin gw merinding dari lagu ini, yaitu pas bagian Kunto nyanyi "Masih banyak yang belum sempat aku katakan padamu.. Masih banyak belum sempat, aku sampaikan padamu.."

Mbah, if I could turn back the time, I would love to go back to that night. I wish I hugged you tighter that night. I wish I told you how much you mean to me, how much I love you and need you by my side.. :")

Saturday, 12 May 2018

Congraduation, 14!

In less than 3 seconds, I'm going to bless your eyes with the all-pink themed event that was held back on last Saturday! (And nah, it's not a beauty class, neither was a birthday party or the bridal shower. It was us celebrating the graduation for our seniors since they have finished their study) ❤

The celebration was held in a restaurant on Pecenongan, and it's located on the highway so it's easy to be found. As you can see from the photos that I will post later on, our dress code for the event is Pink, since women dominated for like 10:1 hahaha (it's true, you'll see it just how 'many' guys were there). 

In case you were wondering, this celebration is meant for our Accounting assistants lecturers' seniors. It's a common ceremonial that is held every year by the juniors to honor the seniors who have successfully completed their study and is ready to embrace the work life, respectively. It's also an act of gratitude because they have patiently guided us from literally zero, until now. They taught us how to speak in front of a lot of people, to make people understand what we are saying, to become not only an 'assistant lecturer' but beyond it, and lastly they taught us how to properly teach someone else. It's a whole lotta lessons, and they deserve to be honored this way <:-D

Here's a glimplse of last Saturday's fun:
always having a good laugh with them
whoops! pardon my awkward shoulder
the kindest person on earth, kak Nadhila
how could she manage to be pretty even when she wasn't ready yet?!
two of the loveliest person everrr, kak Sasa & kak Atikah <3
 Last but not least, here's the fullteam snap of us. Once again, happy graduation Kakak & Abang! We will miss you guys sooo much and thank you for being such a figure for us to look up to.

Monday, 7 May 2018

Dialog Interaktif 2018

Nggak kerasa udah 3 tahun sejak pertama kali masuk jadi bagian dari BPHMJ-Akuntansi. Banyak hal yang udah berubah, tapi perubahan-perubahan itu pastinya membawa kebaikan. Banyak orang yang skeptis sama organisasi ini, banyak yang marah, banyak yang muak, but if they would only look closer, banyak hal juga yang bisa dipelajari. And I learned a lot from it.

Untuk pertama kalinya, gw belajar cara berinteraksi dengan orang lain secara formal, gw belajar jalur birokrasi kalo mau mengadakan suatu acara, gw belajar utk bertoleransi dan mengerti kalo perspektif dan pola pikir orang itu beda-beda, dan gw harus bisa menerima itu, gw belajar kalo setiap orang punya mimpi dan tujuannya masing-masing, tapi kadang idealisme individiu akan mimpi dan tujuan itu harus ngalah sama mimpi dan tujuan orang banyak, gw belajar tentang tanggung jawab dan rasa 'solidaritas'. Dulu mungkin kedengerannya konyol dan kayak ngerasa di-brainwash, tapi semakin lama gw bersyukur rasa kebersamaan itu nggak bener-bener hilang. Karena atas dasar kebersamaan itu, semua yang gw lakukan untuk organisasi ini rasanya ikhlas aja. 

Jadi, cukup dengan tulisan-tulisan melankolisnya, hari Minggu kemarin kita baru saja selesai mengadakan acara Dialog Interaktif di kampus F, Cempaka Putih; yg merupakan bentuk awal untuk pengkaderisasian. Di acara Dialog Interaktif ini, mahasiswa/i baru di kasih materi secara general tentang organisasi, bidang-bidang apa aja yang ada di dalamnya, acara-acara apa aja yang udah pernah kita buat, dan apa tujuan dari organisasi ini. Di akhir acara Dialog Interaktif, akan dikasih submission paper untuk mereka-mereka yang mau daftar, yang nantinya akan dilanjutkan dengan acara Diklat sebagai bentuk pendidikan dasar organisasi.
Bella!
who run the world? girlsss ♫
2015 <3
di akhir acara, seperti biasa ada nyanyi-nyanyi bareng yang nantinya ditutup dgn pemberian emblem
We are all started off as strangers, with different background and perspectives surely. But here we are, after 3 years of all the ups-and-downs. Thru' every problems and every successful projects. I'm always thankful and beyond glad to be a part of you and never have I ever regret each and every seconds spent. I learned a lot, and for those lessons; thank you :-)

Friday, 20 April 2018

A Day at the IKEA

It was such a SUPER FUN time in IKEA! 
Ever heard this saying "the times you enjoy wasting, is not time times spent wasted"? Then this one is definitely it! In fact, I was quite overwhelmed since it's my very first visit. Too many inspirations, too many cute little things. Gladly, I went there with my g00fy friends so I think they won't mind me "wow"-ing at every corners :P

I went to IKEA Alam Sutera on Friday afternoon with four of my friends, exactly one day before my birthday, since we don't have any classes aftermath and it's as our refreshment before having to struggle the midterm test that is coming real soon by next week. We had a really good laugh and talk about a lot of things that inspire us—and nah, we don't talk about college stuffs nor assignment nor the jobs we would like to apply later after we graduated, instead we talk about how we would arrange our house, the color palette of the wall, what kind of patterns we would pick for the floor, and etc. Just simply four girls, daydreaming about their dream house. And take a note that we didn't go there to have our photographs taken at the "aesthetic spots", we simply enjoyed each other company. What else could I ask for more in a friendship rather than being really open at each other and deeply honest about everything? 

As I was there, I can't help but also think some Tom & Summer scenes in 500 Days of Summer as I saw quite a lot of couple hanging around through the every sections happily; exactly like Tom & Summer.
Other than the fact that they got some really cool and sustainable stuffs like the boxes above that are actually made of cardboard, I would like to praise the interior designer as well because it's the wall and the lightning that actually do the works! <3 
the comfiest corner that I found in Living Room section
I think I want to buy 'em all straight and move it my kitchen  
veryyy very cute night lamp!
After a tiring and long walk (but super fun!) for more than an hour through sections (started from the Living Room section, straight to the Dining Room, Kitchen, and Bedroom), we decided to take a break and had our late lunch at the IKEA's infamous resto; which I can tell that time, was quite crowded.
finally got a chance to taste the Sweddish Meatballs <3
My review for the food: 10/10! THE FOOD IS CRAZILY DELICIOUS. I had the Sweddish Meatballs, an Egg Tart, and a sip of Cola that afternoon. What makes me happier is that the reasonable price! You can buy exactly like mine for below 100k, my tummy is beyond happy! :D

About the Sweddish Meatballs, I did really think that the meatballs and the sauce somehow felt like the homemade ones, alongside the mashed potato and the vegetables, and the best thing about this dish is the strawberry souce since I didn't see it coming at all! The combination between the sour strawberry souce combined with the salty meatballs' sauce is literally no joke. Would definitely buy it again on my next visit! And oh, the little Sweden flag on top is cute too ♥
the egg tart tastes nice too!
lastly, we bought ourselves the plain ice cream which tastes delightfully fresh!
simply me hanging on a bridge to nowhere. captured by the talented and weird friend of mine
And by the way, I didn't come home empty-handed! See that iconic IKEA's yellow shopping bag? It's not a gimmick nor a property for the sake of my photos, but I actually purchased some stuffs. It's so HARD not to buy anything once you went there, I assure you. 
As you can see, I bought the mini container box, a bottle brush, an English-like kitchen duster, and a Vanilla-scented candle—and to surprise you, all of those things above are UNDER 50k! I should've bought more but my friends reminded me that IKEA is so sustain that they don't provide plastic bags, so it's preferably to bring my own shopping bag or purchase theirs. Well that's a good thing and I'm giving my standing ovation for IKEA, indeed such a great place to go wandering around finding inspiration, a great place to have lunch as well, and a great place for environment. 

After spending about 4/5 hours full, we decided to go home and it's also almost got me choked to know that the parking fee is totally free! So in love with this place and I'd love to recommend everyone to just go visit this place for a handful of inspirations :-D

Saturday, 24 February 2018

Pesta Musik Lokal ♪

Gini kali ya rasanya ketika satu-per-satu apa yang ada di bucket list tercapai? Pertama kali suka band-band indie itu 4 tahun yang lalu, berarti sekitar tahun 2014. Mulai dari Float, The Adams, Payung Teduh, Banda Neira, Sore, Danilla, Stars and Rabbit, ya pokoknya semua yang ada di playlist Mixtape Vol. 2: Indie Lokal ini deeeh! *promosi*

Nah, selama ini nggak pernah ketemu event yang tempat, line up, dan waktunya pas (karena tbh, gw nggak suka nonton konser yg di outdoor) tapi secara tiba2 aja gitu nggak sengaja ngeliat event yang tempatnya di Kuningan City, tanggalnya oke, DAN gila dong ada The Adams, Float, Stars and Rabbit, Efek Rumah Kaca, dan Barasuara!?!? Nggak kebayang kalo bakal beneran nonton mereka secara live, karena selama ini bertahun2 ngabisin waktu buat dengerin di music player aja udah cukup rasanya HUHU dan gw tipe orang yang kalo udah suka sama sesuatu, pasti suka BANGET & in this case, ketika gw dikenalin sama lagu2 indie, entah kenapa langsung jatuh cinta aja gituuu. Good music heals, sih.

FYI, ada Elephant Kind, Endah n Rhesa, dan Kahitna juga, tapi nggak ketonton saking hectic dan chaos-nya suasana disana HAHA tapi gapapa!!

✨ IT WAS ONE OF THE MOST MAGICAL NIGHTS IN MY LIFE, INDEED ✨

  • Merinding banget pas Stars and Rabbit ngebawain Catch Me, Man Upon The Hill dan Worth It (yang biasanya super sering gw dengerin di earphone), crowd-nya gilaaak! Termasuk gw sih HAHA jamming sampe suara mau abis kayanyah, soalnya Mbak Elda magisnya kerasa banget sih pas lagi on stage seolah2 mentransfer energinya ke kita2 yang nonton, kan jadi ikutan gila crowd-nya! <3
  • Sejujur-jujurnya banget, gw nggak pernah terlalu suka sama musik yang kenceng TAPI Barasuara kayaknya bakal jadi satu2nya pengecualian. Pas mereka bawain Sendu Melagu dan Bahas Bahasa, biasa dong ya pada nyanyi2 crowd-nya, eh ternyata pas lagi bawain Hagia baru kerasa merindingnya! Si GeSit alias Gerald Situmorang manuver gitarnya SUPER FINE walaupun cuma liat dari kejauhan hahaha!
  • Kemudian dari ballroom yang sesek dan penuh sama asap rokok, akhirnya gw berpindah ke stage di bawah, tempat The Adams manggung. Ternyata crowd-nya jauuuh lebih gila! Segala ada yang moshing pas lagu Glorious Time hahaha, untungya berhasil nyanyi bareng pas mereka bawain Hanya Kau, seketika langsung pada mellow kayaknya ya? HAHA, eh tapi pas ditutup sama Konservatif, rusuh lagi. Heuuuh, seru parah sih tapi! Oh iya, pas The Adams manggung, Kahitna juga lagi manggung di stage satunya yang ada di ballroom, cuma entah kenapa gw tergerak buat nonton The Adams aja karena emang susah banget nyari event mereka yang line up-nya juga bagus2 kayak sekarang. Dan nggak nyesel sama sekali karena udah milih buat nonton mereka! #sorrynotsorry
  • Setelah capek jingkrak2, kemudian datanglah Float. Dibuka dengan Tiap Senja, langsung di medley sama Sementara. Seketika ngerasa merinding parah, crowd-nya sibuk saling nyanyi dan ada beberapa yang ngerekam, gw disitu juga ngerekam beberapa detik sih, tapi nggak konsen karena semagis itu dengerin lagu yang emang efeknya besar buat gw selama ini, tapi kali ini secara live. Selamanya, gw rasa Sementara akan jadi national anthem ketika gw ngerasa lagi down. Nah, setelah itu, mereka mainin Pulang sebagai lagu terakhir dan vibes-nya jadi bikin kangen pulang kampung banget~
  •  Mas Cholil pulang ke Indonesia!!! Gara2 dia, semua orang rela deh desek-desekkan di ballroom (karena literally rame banget). Gw rasa, orang yang nggak dengerin Efek Rumah Kaca itu nggak bisa dibilang sebagai penikmat musik deh. Bukan, gw bukan mengeneralisasi, tapi asliii banget ketika Cinta Melulu, Putih, Di Udara, Sebelah Mata, dan Desember dimainin, gw nggak berenti merinding dan mau nangis aja gitu rasanya! Liriknya powerful, realistis, dibawakan dengan tulus. Gimana nggak kena banget pesan2 yang mau disampein sama mereka? :'D
  • Nggak afdol ya rasanya kalo acara musik nggak diakhiri sama Naif hahaha!
Setelah perjuangan berdiri dari jam 3 sore dan bertahan di tengah2 kepulan asap rokok dan anggur merah, akhirnya gw memutuskan untuk pulang setelah Naif selesai dan nggak jadi ikutan Diskopantera huhu, berhubung ayah juga udah jemput dan nungguin di depan Kuningan City dari jam 11. Dan ketika gw keluar dari ballroom, disuguhkan pemandangan kota Jakarta yang ajaib kayak gini. What a time to be alive! 
I've always loved citylights

Tuesday, 13 February 2018

Museum Date with Lé Cousin

WoOHoOO! Finally I get to visit the latest local museum; Museum MACAN a.k.a Modern and Contemporary Art in Nusantara which is located in Kedoya, West Jakarta with my cousin as he's desperately wanted to go while spending his holiday in Jakarta (because he spent most of his childhood days in Jogja, and he even gets to continue his study in UGM and rarely visits Jakarta. That's why!)
when we purchase the ticket, the receptionist will give us these bundles as our manual guide <3
FYI, the museum itself CLOSES every Monday and I highly recommend you guys to visit the museum on weekdays instead of weekend because I can't barely stand a crowded place (but if you don't mind the crowd, visit as you please then). Also, the benefits in making a visit on weekdays is that you don't have to book your ticket online and you can just buy it on the spot (the regular ticket price is 50k, but if you are a student, kindly brings along your student card so you may get the special price). If any of you are wondering, the museum opens at 10 in the morning, so it would be better to come earlier and have a sip at the Starbucks right on the lobby rather than having to queue while purchasing the ticket nor being in the midst of traffic jam while on the way to this museum. Further information can be accessed through Museum MACAN's official website and Instagram!

So, enough with stuffing you guys with the super helpful information, now I am going to recall today's visit which is SUPER FUN, even for me! Trust me, I've been to a lot of museums and exploring pretty much paintings and installations, but it seems that the Earth will never run out of art, eh? 

Bringing the theme "Art Turns, World Turns", Museum MACAN is definitely one of your to-go list! ❤

First of all, this Museum MACAN claims to have collections that focuses on modern and contemporary art from Indonesia, Europe, America, and Asia. It includes over 800 artworks, with approximately 50 percent of it comprised of prominent artworks from Indonesia, and the rest are originating from across Europe, North America, China, and other parts of Asia (drawn from the collection of the museum's founder and on long-term loan to the museum), the collection has been developed over more than 25 years and is actively going. And no, I don't make things up as these things were clearly written on the manual guide given.

Beside the exquisite paintings under the name of both local and international artists (such as Raden Saleh, Dullah, Takashi Pom, etc), the exhibition itself offers beautiful interior that makes our stay becomes incredibly comfortable, alongside the warm lightning that is clear enough for us to see the artworks, but surely not making our eyes sore or sort of.

Here are the beautiful hallways I've been telling you about:
spot me with my goofy smileee!


the painting on the left side of the hallway are the part of "Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi" collections, as a representation of how throughout the 1960s and 1970s, Indonesian artists built their own artistic identities through difficult times
Done talking as if I'm an interior designer that understands the depth and the philosophy of hallways and bricks and lightning blah, I will now tell you how MAGNIFICENT the artworks are; both the paintings and the art installations. I may not be able to describe it briefly to you guys, but just so you know, this museum has its own color and is different from the National Gallery in so many ways (in case you are wondering). To put it simple, this museum is like a mixtape with different genres. It will never bore you even a single second! In this exhibition, we will be able to find Indonesian and international modern and contemporary art from the 19th century to present day.

Here are the closer look to some of the artworks:
#ThingsThatMakeYouGoHmm
abstract and geometrical NEVER goes out of style
there are also a lot of artworks related to the Indonesian history that explores how social, economic, and cultural events have influenced art, like the one above; "Aku"

just me awkwardly posing on one of the corner of the museum
Andy Warhol by Wang Guangyi
the artworks behind me are the collections of "Bumi, Kampung Halaman, Manusia" section, originally curated from the middle 19th to 20th century when Indonesia was under the colonial occupation
Penghapusan #1 by FX Harsono, one of the museum highlights
After exploring the paintings, my cousin and I went into the art installations corner; the Floating Garden by Entang Wiharso and Infinity Mirrored Room "Brilliance of The Souls" by Yayoi Kusama and spending quite a lot of time there, enjoying the installation and trying to interpret them ourselves hahaha! Anyway, these artworks show how artists reflect on their life and times, and how they make art as a way to allow people to see the world around them in different and revealing ways.

The Floating Garden is a dedicated area for children within the museum as we can not only see the artworks, but also to have some fun (drawing using the coloring pencils provided, and even bringing them home!). This installation incorporates artworks, murals, and education activities that explore the ideas of "floating garden" of which the concept of land and nature based on the artist's unique perspective and vision.


indeed very pretty and colorful
as I told you earlier, in this installation, we can also do our own 'art' by doing the shading of the mold using colored pencils and bringing them home. so refreshing!
Last but not least, before going back home, my cousin and I went into the famous Infinity Mirrored Room "Brilliance of The Souls" that resembles the ones in Singapore Art and Science Museum. Despite its uniqueness (as the color of the lamps constantly changes and the room that really DOES seem like an infinity room), the story behind the making of this installation is what really gets me. It is being said that the artist had suffered from "rijinsho", a depersonalization disorder, where her vision was filled with veils and hallucinations which are represented in her works through fields and veils of dots.
the best thing about this Infinity Mirrored Room is; that in this room, the difference between form and space, inner self and exterior world, appears to meld into one <3

Tuesday, 30 January 2018

Rapat Kerja BPHMJ-Akuntansi 2018

Jadi, highlight dari minggu ini adalah: bantuin salah satu temen kuliah buat nge-design bisnis warung kopinya, nyobain ngajar semester pendek Praktikum Lab. SIA (berhubung gw nggak apply buat internship semester ini dikarenakan masih banyak kegiatan seputar asdos dan organisasi) dan Rapat Kerja FEB 2018! Yayyy super excited✨

Nah, jadi kegiatan yang menguras otak dan pikiran pada minggu adalah Raker alias Rapat Kerja (yang adalah pengalaman pertama gw), yaitu mempresentasikan program kerja / proker / acara yang rencananya akan gw bikin tahun ini; Visit Company and Audit Simulation 2018 di bawah naungan Bidang Pengkajian Ilmiah, karena gw dipercaya untuk jadi ketua pelaksananya. *crying in rainbow*

Rangkaian rapat kerjanya itu dimulai dari Rapat Kerja Internal, jadi gw mempresentasikan dulu nih di depan Himpunan; di depan angkatan 2015 dan angkatan 2016, dan auidence-nya bebas boleh mempertanyakan apa aja terkait sama proker gw termasuk tema, konsep, dan hal-hal lainnya. Beberapa hari kemudian barulah diadakan Pra-raker, giliran gw presentasi di depan Ketua Jurusan Akuntansi, Pak Nano, dan di depan parlemen yang fungsinya mengoreksi kalo ada kesalahan di proposal gw (entah itu struktur, standarisasi harga / format, dll) dan yang menentukan kira-kira pembagian DKM atau Dana Kegiatan Mahasiswa untuk setiap proker itu berapa proporsinya. Setelah itu, baru berakhir di Rapat Kerja FEB Universitas Trisakti yang diadakan di kampus F, Cempaka Putih. Kali ini gw harus presentasi di depan para Asisten Wakil Dekan a.k.a Aswadek beserta jurusan-jurusan lain. Dibanding jurusan2 lain yang masih ada di rumpun FEB, Akuntansi bisa dibilang adalah jurusan yang paling punya banyak program kerja selama periode jabatan; yaitu ada sekitar 11 proker. #proud

Oh iya, foto-fotonya emang blurry gakngerti kenapa HEHE
di candid sama Boim yang tugasnya nge-publish kegiatan2 BPHMJ Akuntansi, dan ini kayaknya gw lagi nanya sesuatu mengenai proker yang lagi dipresentasiin tp kenapa ekspresinya semangat bgt ya?
<3
nah, kalo ini kesannya gw lagi berapi2 bgt ngejelasinnya padahal aslinya santai kok :(
Jujur walaupun udah terbiasa ngajar, tapi rasanya tetep deg-degan bangeeet! Suasananya beda banget karena ini rapat kerja yang sifatnya formal, dan disaksikan oleh orang-orang yang cakupan dan wawasannya luas, jadi setiap ngomong harus hati-hati daripada bikin blunder. Tapi, segala deg-degan, grogi, dan nervous-nya kebayar banget setelah Pak Nano memuji rencana proker yang gw presentasikan dan dia setuju dengan tema yang gw bawa—yang pada intinya, kenapa gw memilih untuk melakukan visit company ke salah satu KAP Big4 di Indonesia yang disertai dengan simulasi audit, adalah untuk mengeksplor dan mengimplementasikannya dengan cara terjun langsung ke dunia auditor. Untuk kepastian acaranya, nanti kalo udah terlaksana pasti akan gw tulis di sini.
sesi foto-foto bareng Pak Nano, ketua jurusan Akuntansi yang super humble dan FYI, iya ini fotonya gw crop HAHAHA aku memang egois <3
Doain ya mudah-mudahan lancar dan berjalan dengan sukses! Hihi

blogger template by lovebird